Assalamualaikum!
Alhamdulillah sudah mendekati Hari Raya Idul Adha. Berkumpul bersama keluarga tercinta sambil menikmati sajian khas Idul Adha. Apa lagi kalau bukan hidangan dari daging kambing dan atau daging sapi.
Selepas shalat Idul Adha di pagi hari, umat muslim bersama-sama menyembelih hewan kurban dan kemudian membagikan kepada kaum dhuafa dan warga yang tidak mampu. Khusus untuk warga yang berkurban akan mendapat jatah daging dari hewan yang disembelih. Karena melimpahnya daging kurban, warga komplek atau warga di sekitar mesjid yang tidak ikut berkurban biasanya ikut kebagian jatah daging.
Kambing untuk kurban |
Sapi untuk kurban |
Buat yang nggak kebagian gimana? Berarti jumlah hewan kurban hanya cukup bagi warga yang berhak mendapatkannya. Kita tidak boleh mengharapkan dapat daging gratisan padahal tidak berkurban. Yang berkurban aja harus ikhlas, nggak dapat jatah daging juga nggak apa-apa. Kan niatnya sedekah untuk ibadah.
Saya pernah lho, ngarepin banget dapat jatah daging kurban. Waktu itu pas jadi penganten baru. Pertama kali kami berkurban hewan kambing di Semarang. Wah, asyik juga bisa makan sate kambing berdua sama suami. Bahan untuk sate dan bakarannya sudah siap. Suami udah wanti-wanti supaya saya jangan terlalu ngarep. Tapi saya cuek dan keukeuh nunggu jatah daging dari hewan kurban kami datang.
Dibikin sate memang paling maknyus! |
Ditunggu sampai siang, tidak ada panitia kurban yang lewat mengantarkan daging. Keburu lapar dan dipikir memang dagingnya ngepas hingga tidak dibagikan ke warga, kami pun pergi ke luar untuk makan.
Jelang sore, bau bakaran sate menguar. Saya bingung. Kok ada tetangga yang bakar sate? Bukannya daging nggak dibagiin? Belakangan, saya baru tahu dari tetangga dekat kalau sebenarnya daging kurban dibagikan. Salah satu panitia yang tidak jauh dari rumah saya tidak membagi beberapa bungkus daging kambing ke tetangganya (termasuk saya). Semua jatah daging dibawa pulang sendiri, untuk berpesta bakar sate bersama anak cucunya. Saya sih nggak marah. Cuma heran, kok ada orang seperti itu. Memakan sesuatu yang bukan haknya. Apa nggak berkah nantinya?
Dibakar nih sama naga :D |
Sudah segitu dulu intermezo cerita tentang pembagian jatah daging kurban. Jadi kalau kebagian ya alhamdulillah. Kalau nggak kebagian apalagi pas nggak berkurban juga, ya jangan baper apalagi ngotot minta jatah. Astaghfirullah...
Kali ini saya bahas olahan daging kambing dulu, ya. Kalau kebagian daging sapi, boleh cek aneka olahan daging sapi yang bisa jadi inspirasi di link ini.
Yang ini daging sapi |
Saya suka daging kambing. Suami saya suka, anak-anak juga. Klop lah! Bahkan kami masih rutin makan daging kambing minimal sebulan sekali. Seringnya sih beli makanan mateng, tapi pernah juga sesekali saya masak daging kambing selain waktu Idul Adha.
Selain Idul Adha kan susah dapetin daging kambing, Mak. Beli daging kambingnya di mana? Untuk yang tinggal di Bogor, setahu saya di samping Lapangan Empang ada penjual daging kambing. Nggak tahu kalau di wilayah lain. Sedangkan saya sendiri bisa pesen daging kambing ke warung sayur dekat rumah. Asyik kan!
Kambing naik motor :D |
Nah, jika sudah yakin bakal dapat jatah daging... boleh nih dipikirin mau dimasak jadi apa nanti. Biar bisa menyiapkan bahannya dari sekarang. Misalnya mau bikin sate. Bisa beli alat bakarannya kalau belum punya, dan arangnya sekalian. Beli dadakan suka jadi mahal harganya, haha! Atau malah apes, kehabisan arang di warung terdekat dan kudu mendadak dangdut nyari arang. Kan capek...
Etapi nggak apa-apa mendadak juga seru, lho. Seperti balik dari shalat Ied. Saat bapak-bapak bergegas ke mesjid untuk jadi panitia kurban dan anak-anak ikutan nonton proses penyembelihan, para ibu menyerbu warung sayur untuk belanja bahan pelengkap olahan daging kurban. Rame banget!
Jelang adzan dhuhur, di komplek saya biasanya sudah selesai proses pemotongan hewan kurban. Tinggal panitia langsung mendistribusikan daging ke warga komplek. Tentu saja, jatah daging yang utama untuk warga yang tidak mampu sudah didahulukan.
Karena suami saya yang selalu jadi panitia kurban diberi jatah makan siang di mesjid, saya masak makan siang seadanya. Olahan daging kambing yang disate biasanya buat ngemil sore, sisanya dimasak buat makan malam.
Gimana cara mengolah daging kambing biar nggak bau prengus? Kalo baunya masih kambing banget, kayaknya rada-rada gimanaa gitu pas dimakan. Jadi, perhatikan betul cara mengolahnya ya. Biar rasanya enak dan makannya jadi lahap.
Tips untuk mengolah daging kambing bisa dibaca di tulisan berikut:Cara Ampuh Menghilangkan Aroma Khas Daging Kambing
Saat dibagikan, biasanya panitia mendai jenis daging dengan warna kresek. Maaf ya, di sini belum ramah lingkungan jadi masih pakai kresek untuk daging kurban. Beda warna untuk daging kambing dan daging sapi. Kalau keder takut ketuker, coba aja cium aroma dagingnya. Yang baunya mak sreeengg itu pasti daging kambing.Namanya daging jatah pembagian, isinya beragam. Ada bagian daging, bagian jeroan, dan bagian tulang. Spesial buat yang berkurban, dapat jatah daging lebih banyak (dan kalau di sini diantar lebih dulu oleh panitia).
Berikut adalah olahan daging kambing yang cocok dari bagian daging kurban yang diterima:
1) Bagian Daging
Bagian daging pastinya yang paling enak dan paling banyak juga diterima. Cocok diolah menjadi:Sate Kambing Bumbu Kecap. Ini idola pisan. Bumbunya juga nggak ribet. Cukup sediakan margarin, kecap manis, dan cabai rawit tomat sebagai pelengkapnya. Yang ribet cuma ngebakar satenya aja, karena saya emang ngga ahli urusan ngebakar sate di atas arang (maunya makan doang, hihihi).
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Sate Kambing Bumbu Kecap.
Tee sate! Sate kambingnya pak, bu... |
Sate Maranggi Cibungur pada resep ini sebenarnya untuk daging sapi. Tapi gampang aja tinggal diganti dengan daging kambing. Dijamin rasanya sama nikmat! Daya tarik sate maranggi adalah pelengkapnya yaitu sambal tomat cabe yang melimpah. Tidak ketinggalan kecap manis dengan rasa pedas ikut andil membuat sate maranggi lekas ludes!
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Sate Maranggi Cibungur.
Sate Maranggi daging sapi |
Tongseng Kambing jadi favorit selanjutnya. Hidangan dengan sedikit kuah ini rasanya menyegarkan karena ada campuran sayur kol plus tomat, dan cabe yang pedas! Dimakan panas-panas oh sungguh nikmat...
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Tongseng Kambing.
Tongseng yang dimasaknya cukup dioseng-oseng |
2) Bagian Jeroan
Bagi yang kurang suka jeroan, boleh diskip aja. Malah kalau lagi malas, jatah jeroan saya hibahkan buat orang lain. Saya cukup ambil dagingnya aja, hehe. Etapi kalau kebetulan dapat jeroan agak banyak, sepertinya seru juga buat diolah jadi hidangan yang menggugah selera. Buat yang lain, jeroan bisa dicampur untuk sate. Hmm, kami kurang doyan sate pakai jeroan. Jeroannya saya olah jadi ini aja...Gulai Kambing pas banget buat ngabisin jeroan yang ada. Rasa neq dari jeroan bisa pudar karena kuah gulai yang sarat bumbu dan segar dengan sedikit rasa pedas. Makan gulai dengan kuah hangat, dijamin bakal ngabisin banyak nasi.
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Gulai Kambing.
Gulai kambing hmm nikmat! |
3) Bagian Tulang
Dalam setiap bungkusan daging kurban, pasti ada beberapa bagian tulang di dalamnya. Tentu saja masih ada daging yang menempel pada tulang tersebut. Biasanya, saya mengumpulkan semua bagian tulang. Ditambah campuran beberapa potong daging, langsung deh saya eksekusi jadi sop. Kadang saya campurkan jadi masakan gulai.Sop Iga Kambing jadi pilihan saat dapat tulang dengan daging menempel yang cukup banyak. Dimasak sampai empuk dan kuah bening tanpa santan. Rasa sop ini begitu menggugah selera. Plus wortel sebagai sayuran, cocok untuk disantap anak-anak.
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Sop Iga Kambing.Sop Iga Kambing |
4) Bagian Lemak
Lemak tidak bisa dipisahkan dari daging. Bagian lemak berupa potongan besar bisa dicampur untuk dijadikan sate. Caranya dengan disisipkan di antara tusukan daging. Gunakan sedikit lemak juga pada bara api agar sate menjadi harum saat dibakar.
Pada Idul Adha yang lalu, saya kebagian lemak yang tipis dari bawah kulit. Kebetulan suami selalu membantu panitia pemotongan hewan kurban di mesjid. Jadi boleh request bawa pulang bagian apa, alhamdulillah.
Lemak kambing |
Nah, bagian lemak berbentuk tipis lebar ini bisa dikeringkan dan disimpan untuk beberapa hari. Saya gunakan seperlunya untuk campuran Nasi Goreng Kambing. Sedangkan campuran dagingnya kadang saya pakai dari sisa sop atau gulai.
Klik tulisan berwarna di atas untuk melihat resep Nasi Goreng Kambing.
Nasi goreng kambing |
Okede... sekian dulu resep favorit olahan kambing versi Dapur Ngebut. Kalau kamu punya resep favorit lainnya, kasih tau dong! Biar kita bisa masak bareng ^_^
Selamat merayakan Idul Adha ^_^
Komentar
Posting Komentar